Kamis, 24 Oktober 2013

Ajaran tentang Ketuhanan Yang Maha Esa



AJARAN TENTANG KETUHANAN YANG MAHA ESA
         Menurut ajaran dan keyakinan dari warga Paguyuban Pangarso Budi Utomo Roso Manunggal Jati, Tuhan itu ada, namun tidak dapat dijelaskan karena keterbatasan dari kemampuan penalaran manusia.
          Segala sesuatu di alam semesta ini adalah semua dari ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Yaitu yang dinamakan sumber tunggal keberadaan alam semesta beserta segenap isinya, termasuk manusia di dunia ini adalah atas kehendak-Nya. Menurut ungkapan dalam bahasa Jawa Tuhan Yang Maha Esa disebut sebagai berikut :
1.     Gusti Ingkang Murbeng Dumadi (Tuhan Yang Maha Esa).
2.     Gusti Ingkang Akaryo Jagad (Tuhan Yang Menciptakan Dunia).
3.     Gusti Ingkang Murbeng Gesang (Tuhan Yang Menguasai Hidup).
Menurut pandangan Paguyuban Pangarso Budi Utomo Roso Manunggal Jati, Tuhan Yang Maha Esa mempunyai sifat-sifat seperti tercermin pada sebutan-sebutan-Nya antara lain :

1.     Gusti Ingkang Maha Kuwoso :
Tuhan Yang Maha Esa dapat diajarkan bahwa Tuhan Menguasai Alam Semesta, beserta segenap isinya.
2.     Gusti Ingkang Maha Agung :
Tuhan Yang Maha Ahung dapat diartikan bahwa Tuhan tidak ada yang menyamai dari ke Agungan-Nya. Bahwa Tuhan menguasai alam semesta dan tidak ada bandingannya. Maka dari itu Tuhan Yang Maha Esa tidak dapat digambarkan dan disamakan dalam bentuk apapun. Semua manusia adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang paling sempurna, hanya memiliki kesempurnaan yang sangat terbatas.
3.     Gusti Ingkang Maha Suci :
Tuhan Yang Maha Suci dapat diartikan bahwa Tuhan selalu ada dan meskipun tidak dapat dilihat dari mata. Jadi Tuhan Yang Maha Esalah Yang Maha Besar. Selama manusia masih hidup, tidak lepas dari perbuatan kesalahan dan kealpaan (kekilapan) atau dosa. Maka manusia wajib mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan cara manembah dan kemungkinan dosa dan kesalahan.
4.     Gusti Ingkang Maha Murah :
Tuhan Yang Maha Pemurah dapat diartikan bahwa Tuhan akan selalu mengabulkan dari permohonan apapun yang diminta oleh umat-Nya. Jadi semua permintaan yang baik atau buruk, semua akan dikabulkan. Namun segala perbuatan yang baik dan buruk jika dilandasi dengan permintaan tersebut tentu akan ada hasilnya. Dalam ungkapan dalam bahasa Jawa disebut ngundhuh wohing pakarti (panggawe) artinya manusia akan ngundhuh hasil dari segala perbuatannya. Jika perbuatan baik, juga akan ngundhuh kabaikan, dan sebaliknya.
5.     Gusti Ingkang Maha Asih :
Tuhan Yang Maha Kasih, dapat diartikan bahwa Tuhan selalu mengasihi semua ciptaan-Nya, termasuk manusia dan seisi alam semesta dan memberi ampun kepada siapa yang mohon ampun.
6.     Gusti Ingkang Maha Adil :
Tuhan Yang Maha Adil, dapat diartikan bahwa Tuhan penuh rasa keadilan dan tidak membeda-bedakan atau berat sebelah (ora ana rasa pilih kasih), dalam ungkapan bahwa Jawa : sapa nyilih, hangulihake, sapa nandur bakal ngundhuh.
7.     Gusti Ingkang Maha Wikan :
Tuhan Yang Maha Mengetahui itu dapat diartikan, Tuhan dapat mengetahui segala apa yang terjadi di dunia ini. Jadi bisa mengetahui semua osik manusia (osik-pikiran), gagasan.
8.     Gusti Ingkang Maha Mulya :
Artinya Tuhan Yang Maha Mulia bahwa Tuhan yang sangat dimuliakan asma-Nya, serta disembah oleh semua umat-Nya.
9.     Gusti Ingkang Maha Wicaksana :
Artinya Tuhan memiliki kebijaksanaan yang tiada taranya. Atas kehendak-Nya segala sesuatu di alam semesta ini dapat terjadi karena ciptaan-Nya. Masih banyak sifat-sifat TuhanYang Maha Esa, ditambah dengan sifat-sifat serba Maha. Umpamanya : Maha Pengasih, Maha Agung, Maha Penyayang, Maha Tunggal, Maha Langgeng, dan sebagainya. Manusia sebagai ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan tidak memiliki sifat-sifat yang menyamai Sang Pencipta. Tuhan mempunyai sifat-sifat yang ada pada manusia ialah sifat kasih sayang atau pemurah, adil dan bijaksana. Menurut pengamatan dari Paguyuban Pangarso Budi Utomo Roso Manunggal Jati, bahwa kekuasaan Tuhan berada di atas segala-galanya, dan tidak terbatas atau dijangkau oleh akal penalaran manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar