Kamis, 24 Oktober 2013

Sejarah Singkat Paguyuban



SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA
PAGUYUBAN PANGARSO BUDI UTOMO ROSO MANUNGGAL JATI
DI SURAKARTA

        Kurang lebih pada tahun 1941 di Yogyakarta di kampung Notoprajan hiduplah dua orang tokoh spiritual, beliau bernama :
1.     R. M. Budi Utomo
2.     R. M. Martopangarso
Kedua-duanya adalah tokoh spiritual, pada waktu itu saling berhubungan bergabung untuk memulai menyebarkan ajaran kebatinannya kepada siswa-siswanya, dan memberi pertolongan kepada masyarakat luas yang membutuhkan nasehat , penyembuhan, sarana-sarana kehidupan lahir batin melalui kekuatan batin. Oleh karena pada waktu itu masih dalam penjajahan dan pelaksanaannya dalam perguruan dilakukan secara diam-diam dan sangat dirahasiakan.
Pada tahun 1942 datanglah Jepang untuk menjajah di Indonesia, banyak sekali murid-muridnya necep kawruh kejawen, terutama bagi pemuka-pemuka para pejuang pada waktu itu.
Pada jaman penjajahan Jepang (tahun 1942 s/d tahun 1945) kebanyakan kehidupan rakyat sangat tertekan dan sulit, apalagi paguyuban dan kegiatan-kegiatan yang menyangkut spiritual sangat ditekan oleh pemerintah Jepang. Meskipun demikian kedua tokoh tersebut tidak mengenal putus asa, dengan cara diam-diam beliau masih meneruskan ajaran (kegiatan) memberikan ngelmu dan semangat kepada para muridnya yang menjadi pejuang hingga tersebar sampai di penjuru tanah air.
Didalam jaman kemerdekaan, pada tanggal 17 Agustus 1945, merdekalah Indonesia. Beliau berdua tetap berdiri tegak mempertahankan secara terbuka memberikan ajaran spiritual kepada siswa-siswa baik yang lama maupun yang baru. Pada waktu itu kerukunan belum diatur secara organisasi dan administrasi dan pencatatan anggotanya, jadi masih biasa saja. Maka untuk menemukan data-data yang tertulis hampir tidak ada sama sekali, pelaksanaannya hanya berupa keterangan-keterangan atau penjelasan secara lisan saja.
 Jaman Agresi Belanda masuk ke Indonesia tahun 1948 s/d tahun 1950, R. M. Budi Utomo dan R. M. Martopangarso masih tetap meneruskan kegiatannya dengan memberikan timbulan mantra-mantra (kekuatan gaib) kepada para pejuang kita meskipun beliau dalam pengungsian di Gunung Kidul.
Kurang lebih pada tahun 1950 Yogyakarta dapat direbut kembali oleh tentara kita, dinamakan Yogya Kembali.
Tahun 1951 mulailah kegiatan-kegiatan lagi karena suasananya sudah aman. Dalam hal ini kegiatan tersebut yang dinamakan hambuka hanutup, napak tilas dan lain sebagainya. Pada tahun itu yang dibuka dan ditutup adalah siswanya antara lain :
Soediat Pranotokusumo di Semarang dan lain-lainnya yaitu tokoh-tokoh spiritual Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Tokoh spiritual di Surakarta (murid dari R. M. Budi Utomo dan R. M. Martopangarso) antara lain :
1.     Drs. Soemantyo Martonagoro (Alm)
2.     Hadi Dwiatmojo (Alm)
3.     Padmo (Alm)
4.     Dirdjosusastro (Alm)
5.     Mangkuatmodjo (Alm)
Beliau-beliau tersebut di atas mendapatkan nasehat dari R. M. Budi Utomo dan R. M. Martopangarso untuk menyebar luaskan/ mengembangkan ajarannya di daerah Surakarta. Ajaran tersebut dinamakan Gayuh ngelmu Kasampurnaning dumadi lahir bathin (dunia dan akherat).
          Pada tahun-tahun itu, kegiatan berjalan dengan baik dan masing-masing tokoh banyak muridnya (siswanya). Tetapi sayangnya pada waktu itu belum ada wadah/ organisasi secara tertib administrasi maupun keanggotaan, hanya merupakan kerukunan kekadangan saja.
          Pada tahun 1985 R. M. Budi Utomo wafat, disusul oleh R. M. Martopangarso pada tahun 1987. Tahun 1991 beliau Drs. Soemantyo Martonagoro wafat, disusul oleh Dirdjosusastro dan Padmo yang akhirnya semua “kadang-kadang” di Surakarta merasa kehilangan “SUH”.
          Maka dengan meninggalnya tokoh-tokoh tersebut di atas, perkembangan selanjutnya di Surakarta sangat baik, dan masih melanjutkan kegiatan seperti ketika Bapak-bapak (gurunya) masih hidup.
          Akhirnya para kadang-kadang di Surakarta mengadakan saling berembug untuk kelangsungan kehidupan budaya spiritual ajaran/ naluri kejawen. Setelah berembug menghasilkan gagasan untuk mendirikan suatu paguyuban yang dirintis antara lain :
1.     Hadi Dwiatmodjo (Alm)
2.     Hadi Sukarto (Alm)
3.     Hadi Wiyono (Alm)
4.     Soetarno Dwidjohatmono (Alm)
5.     Soeripto Wignyosoeripto (Alm)
6.     Drs. Dalmanto
7.     Dr. K. R. T. Nitidiningrat (Alm)
8.     Bambang Widjanarko (Alm)
9.     S. Soemodikoro/ Soebantar (Alm)
10. Soeparwi
11.  Setrotaruno (Alm)
Dalam perembugan itu terjadi saling mengemukakan pendapat dari isi hatinya.
          Akhirnya menelorkan kesepakatan untuk mendirikan suatu paguyuban/ organisasi yang di lindungi oleh Undang-Undang dan Peraturan Pemerintahan yang dinamakan “PANGARSO BUDI UTOMO ROSO MANUNGGAL JATI”.
         









HASIL MUSYAWARAH NASIONAL

          Pada tahun 1991, berdiri organisasi PAGUYUBAN PANGARSO BUDI UTOMO ROSO MANUNGGAL JATI dengan Pengurus terlampir pada Lampiran I.
          Dari masa ke masa, para sesepuh/ surut kesedan jati (meninggal dunia). Untuk melangsungkan kehidupan organisasi, dari usulan/ saran secara lesan kadang-kadang, supaya segera di adakan reorganisasi pengurus dengan diadakan Musyawarah Nasional. Dari usulan kadang-kadang terpenuhi/ terlaksana Musyawarah Nasional pada :
Hari/ Tanggal                 : Sabtu – Minggu/ 3 – 4 Maret 2012
Waktu                            : Pukul 19.00 – selesai
Tempat                 : Padepokan Paguyuban Pangarso Budi Utomo
  Roso   Manunggal Jati
Alamat                 : Rejosari No. 5 RT 01/ RW XV Kel. Gilingan,
  Kec. Banjarsari, Surakarta
Dari Musyawarah Nasional tersebut memutuskan dan menghasilkan sebagai berikut :
1.     Anggaran Dasar                 : Tetap
2.     Anggaran Rumah Tangga   : Tetap
3.     Lambang                             : Tetap
4.     Susunan Pengurus Baru     : Terlampir pada Lampiran II.
5.     Alamat                      : Rejosari No. 5 Rt 01/ RW XV Kelurahan Gilingan,
  Kecamatan Banjarsari, kota Surakarta.
          Demikian ketetapan Pengurus Musyawarah Nasional. Kepada yang berkepentingan harap maklum dan menjadi periksa adanya.
Surakarta, 4 Maret 2012
Ketua Panitia
                             Musyawarah Nasional



  Ramanto


LAMPIRAN I
SUSUNAN PENGURUS LAMA
PAGUYUBAN PANGARSO BUDI UTOMO ROSO MANUNGGAL JATI

a.     1. Sesepuh Ajaran                                 : 1. Hadi Dwiatmodjo
  2. Hadiwiyono
2. Penasehat/ Paranpara                        : R. Prodjosunardjo
b.     Ketua Umum                                : Bambang Widjanarko
c.      Ketua I                                         : dr. KRT. Nitidiningrat
Ketua II                                        : Yahyo Atmowiyoto
d.     Sekretaris Umum                                   : Soetarno Dwidjohatmono
Sekretaris I                                   : S. Soemodikoro
Sekretaris II                                  : Margono
e.      Bendahara I                                  : Didit Rudy E. W.
Bendahara II                                : Sastroredjo
f.       Humas                                          : S. Soemodikoro
g.     Pengembangan dan Latihan                   : 1. Soeripto Wignyosoeripto
  2. W. Praptorahardjo
                     3. Karsosuwito
h.     Seksi-seksi
1.     Seksi Sosial dan Pengabdian             : Purwosiswanto
2.     Seksi Persujudan dan Upacara Sakral        : Soetarno Dwidjohatmono
3.     Seksi Kepemudaan                           : Margono
4.     Seksi Kewanitaan                    : Sastrorejo
5.     Seksi Upacara/ Srana                        : Setrotaruno
6.     Seksi Perlengkapan                           : Tukidjan






LAMPIRAN II
SUSUNAN PENGURUS BARU
PAGUYUBAN PANGARSO BUDI UTOMO ROSO MANUNGGAL JATI

a.     1. Sesepuh Ajaran                                 : 1. Didit Rudy E. W. S. Pd.
  2. Djumadi
2. Penasehat/ Paranpara                        : 1. KP. H. S Mangun Hadinagoro S. H.
                                                       2. Margono
b.     Ketua Umum                                : Ramanto
c.      Ketua I                                         : Tukijan Padmo Sumarto
Ketua II                                        : Y. Dayadi Budiyanto
d.     Sekretaris Umum                                   : Ali Ridwan S. PdI.
Sekretaris I                                   : Maruto Adhi Prabowo S. T.
Sekretaris II                                  : Mulyo Andi Buntoro
e.      Bendahara I                                  : Luluk Marwanti
Bendahara II                                : Giyanto
f.       Humas                                          : 1. Rosidi S. W.
                     2. Agus Bambang Warsito
g.     Pengembangan dan Latihan                   : 1. Djumadi
  2. Giyanto
                     3. Ali Ridwan S. PdI.
h.     Seksi-seksi
7.     Seksi Sosial dan Pengabdian             : Suhedi
8.     Seksi Persujudan dan Upacara Sakral        : Ali Ridwan S. PdI.
9.     Seksi Kepemudaan                           : Galuh Supriyanto
10.                        Seksi Kewanitaan                    : Catur Wahyu Ningsih
11.                        Seksi Upacara/ Srana                        : Sarimin Siswa Sumarto
12.                        Seksi Perlengkapan                           : Adi Susilo

Ketua Umum


   Ramanto

1 komentar:

  1. Selamat Siang Kadang-Kadang PAGUYUBAN PANGARSO BUDI UTOMO ROSO MANUNGGAL JATI, apakah Paguyuban ini ada di Surabaya? Saya ingin sekali ikut paguyuban tersebut, karena kebetulan saya adalah cucu dari Eyang Suhar Wiryodiprojo (Rama Gondomono) saya ingin sekali ketemu & Belajar gegayuan kebatinan seperti eyang saya dan kadang-kadang sekalian, mohon informasinya, terima kasih Rahayu....

    BalasHapus