Kamis, 24 Oktober 2013

Sejarah R.M Budi Utomo


SEJARAH SINGKAT PENEMU AJARAN
R. M. BUDI UTOMO

          Berdasarkan sumber yang dapat kami percaya, adalah putera dari almarhum yang bernama R. M. Soeryodibroto, bahwa R. M. Budi Utomo almarhum adalah masih keturunan bangsawan di Yogyakarta, Kangjeng Pangeran Adipati Arya Notoprodjo adalah R. Riya Notoprodjo yang kemudian mempunyai putra R. M. Djojowerdojo. Djojowerdojo mempunyai anak seorang tokoh spritual yang kini sudah meninggal. Almarhum tersebut bernama R. M. Budi Utomo.
          Ketika masih mudanya beliau suka tarakbroto (senang tirakat) sampai dimana saja. R. M. Budi Utomo almarhum dilahirkan di Notoprajan pada hari : Sabtu Pahing tahun 1895 di Yogyakarta. Beliau meninggal pada tahun 1985.
          Beliau sejak masih mudanya juga menjadi prajurit Kraton jaman masih pemerintahan Hamengku Buwono ke VIII. Semasa itu beliau senang sekali tarakbroto ke gunung-gunung, sendang, kungkum di sungai, digisik laut selatan, hampir seluruh tanah Jawa, dan sekitarnya. Kecuali itu beliau senang berguru kepada paguron-paguron jawa, baik mengenai ilmu kanuragan, kasentikan, dan sangkan paraning dumadi maupun kasampurnan.
          Pada waktu itu masih dalam pemerintahan kerajaan dan bercokolnya penjajahan dibumi Nusantara ini, masih dalam keadaan yang serba sulit. Karena “saking judegnya” memandang suasana yang kurang begitu baik, maka beliau ingin sekali pergi ke Gunung Srandil untuk bertapa.
          Pada suatu hari diputuskanlah maksud tersebut dan berangkat ke Gunung Srandil untuk bertapa. Disanalah beliau mendapat wahyu. Wahyu tersebut namanya : SURYA DADARI (Eyang Ismoyo). Wahyu berupa dawuh, agar beliau memulai mengembangkan ilmu/ kawruh kebathinan (kejawen) yang disebut “Piwulang Budi Pekerti Luhur” kepada siapapun yang membutuhkan. Ajarannya bersifat menebalkan/ menguatkan mental dan spiritual bagi para Satriya tanah Jawa khususnya, Satriya Nusantara pada umumnya. Beliau berpedoman : “ Ngelmu iku kelakon kanthi laku”.
          Beliau tidak lupa juga napak tilas, misalnya ke candi, makam-makam yang dianggap keramat (berkhasiat), dan makam leluhurnya dari Raja-raja jaman dahulu, dan tidak lupa juga makam Nyi Ageng Serang di desa Lorog Kab. Sragen di daerah Kedung Ombo Purwodadi Jawa Tengah yang sekarang sudah dipindahkan ke Beku Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulonprogo Yogyakarta.
          Sampai sekarang dikenal oleh masyarakat umum, bahwa Nyi Ageng Serang adalah pahlawan pejuang wanita Indonesia sebagai pahlawan Nasional. Beliau R. M. Budi Utomo adalah salah satu keturunan dari Nyi Ageng Serang.
          Dalam penjajahan Jepang tahun 1942 mulailah R. M. Budi Utomo dikenal sebagai tokoh spiritual/ orang pintar yang mulai didatangi orang banyak, diwaktu itulah mulai menerima murid dan banyak cantrik-cantriknya. Serta masyarakat di sekitarnya banyak meminta pandangan/ berkah supaya selamat menghadapi keadaan yang serba sulit. Bahkan Hamengku Buwono VIII juga sering berkunjung kerumah beliau meminta nasehat dan petunjuk apabila beliau mendapatkan kesulitan.
          Pada waktu itu masih dalam jaman bergolaknya bangsa Indonesia perang melawan Jepang untuk merebut tanah air dari kekuasaan penjajah Jepang (merebut kemerdekaan). Di dalam mengembangkan kawruhnya (ilmunya), beliau mempunyai teman (encon) ialah R. M. Martopangarso, bertempat tinggal di sebelah barat dalem Notoprajan.
          Pada tahun 1985 R. M. Budi Utomo meninggal, pada hari Rebo Legi dalam bulam Puasa. Beliau dimakamkan di Beku dalam lingkungan makam Nyi Ageng Serang sebelah bawahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar