SEJARAH SINGKAT PENEMU AJARAN
R. M. BUDI UTOMO
Berdasarkan sumber yang dapat
kami percaya, adalah putera dari almarhum yang bernama R. M. Soeryodibroto,
bahwa R. M. Budi Utomo almarhum adalah masih keturunan bangsawan di Yogyakarta,
Kangjeng Pangeran Adipati Arya Notoprodjo adalah R. Riya Notoprodjo yang
kemudian mempunyai putra R. M. Djojowerdojo. Djojowerdojo mempunyai anak
seorang tokoh spritual yang kini sudah meninggal. Almarhum tersebut bernama R. M.
Budi Utomo.
Ketika masih mudanya beliau suka
tarakbroto (senang tirakat) sampai dimana saja. R. M. Budi Utomo almarhum
dilahirkan di Notoprajan pada hari : Sabtu Pahing tahun 1895 di Yogyakarta.
Beliau meninggal pada tahun 1985.
Beliau sejak masih mudanya juga
menjadi prajurit Kraton jaman masih pemerintahan Hamengku Buwono ke VIII.
Semasa itu beliau senang sekali tarakbroto ke gunung-gunung, sendang, kungkum
di sungai, digisik laut selatan, hampir seluruh tanah Jawa, dan sekitarnya.
Kecuali itu beliau senang berguru kepada paguron-paguron jawa, baik mengenai
ilmu kanuragan, kasentikan, dan sangkan paraning dumadi maupun kasampurnan.
Pada waktu itu masih dalam
pemerintahan kerajaan dan bercokolnya penjajahan dibumi Nusantara ini, masih
dalam keadaan yang serba sulit. Karena “saking judegnya” memandang suasana yang
kurang begitu baik, maka beliau ingin sekali pergi ke Gunung Srandil untuk
bertapa.
Pada suatu hari diputuskanlah maksud
tersebut dan berangkat ke Gunung Srandil untuk bertapa. Disanalah beliau
mendapat wahyu. Wahyu tersebut namanya : SURYA DADARI (Eyang Ismoyo). Wahyu
berupa dawuh, agar beliau memulai mengembangkan ilmu/ kawruh kebathinan
(kejawen) yang disebut “Piwulang Budi Pekerti Luhur” kepada siapapun yang
membutuhkan. Ajarannya bersifat menebalkan/ menguatkan mental dan spiritual
bagi para Satriya tanah Jawa khususnya, Satriya Nusantara pada umumnya. Beliau
berpedoman : “ Ngelmu iku kelakon kanthi laku”.
Beliau tidak lupa juga napak tilas,
misalnya ke candi, makam-makam yang dianggap keramat (berkhasiat), dan makam
leluhurnya dari Raja-raja jaman dahulu, dan tidak lupa juga makam Nyi Ageng
Serang di desa Lorog Kab. Sragen di daerah Kedung Ombo Purwodadi Jawa Tengah
yang sekarang sudah dipindahkan ke Beku Kecamatan Kalibawang, Kabupaten
Kulonprogo Yogyakarta.
Sampai sekarang dikenal oleh
masyarakat umum, bahwa Nyi Ageng Serang adalah pahlawan pejuang wanita
Indonesia sebagai pahlawan Nasional. Beliau R. M. Budi Utomo adalah salah satu
keturunan dari Nyi Ageng Serang.
Dalam penjajahan Jepang tahun 1942
mulailah R. M. Budi Utomo dikenal sebagai tokoh spiritual/ orang pintar yang
mulai didatangi orang banyak, diwaktu itulah mulai menerima murid dan banyak
cantrik-cantriknya. Serta masyarakat di sekitarnya banyak meminta pandangan/
berkah supaya selamat menghadapi keadaan yang serba sulit. Bahkan Hamengku
Buwono VIII juga sering berkunjung kerumah beliau meminta nasehat dan petunjuk
apabila beliau mendapatkan kesulitan.
Pada waktu itu masih dalam jaman
bergolaknya bangsa Indonesia perang melawan Jepang untuk merebut tanah air dari
kekuasaan penjajah Jepang (merebut kemerdekaan). Di dalam mengembangkan
kawruhnya (ilmunya), beliau mempunyai teman (encon) ialah R. M. Martopangarso,
bertempat tinggal di sebelah barat dalem Notoprajan.
Pada tahun 1985 R. M. Budi Utomo meninggal,
pada hari Rebo Legi dalam bulam Puasa. Beliau dimakamkan di Beku dalam
lingkungan makam Nyi Ageng Serang sebelah bawahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar